Bodo Amat: Kunci Sukses Menjadi Penulis

photo by Swetabh Suman, Unsplash


"BODO AMAT". Kalimat yang belakangan booming karena meledaknya sebuah buku karya Mark Manson berjudul Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat. Larisnya buku ini dipasaran menunjukkan bahwa masyarakat saat ini hidup dalam sikap terlalu memikirkan apa kata orang lain. Rasanya sulit untuk tidak bersikap bodo amat atas opini orang lain. Padahal untuk sukses dalam segala hal, termasuk menulis, kita membutuhkan kemampuan bersikap bodo amat yang mumpuni.

Profesi menulis merupakan salah satu pekerjaan yang menjanjikan di era digital saat ini. Tidak seperti dulu, yang setiap orang menggantungkan harapannya pada penerbit, saat ini semua orang bisa lebih mudah mempublikasikan tulisannya. Bahkan orang saat ini bisa menerbitkan bukunya sendiri. Selain itu, sekarang tulisan pun bisa diterbitkan dalam bentuk E-book yang mana sudah banyak media untuk memasarkannya.

Namun, sebelum sukses menjadi penulis, ada krisis internal yang mengganggu pikiran penulis yang masih merintis. Si penulis mulai meragukan dirinya, mempertanyakan tulisannya, dan mengkhawatirkan respons yang akan didapat nantinya. Hal ini wajar terjadi, terutama untuk yang baru memulai.

Permasalahan khususnya terkait dengan terlalu mengkhawatirkan respons yang akan didapat nantinya, dapat diatasi dengan bersikap bodo amat ala Mark Manson. Perlu diketahui, bersikap bodo amat bukan berarti bersikap acuh tak acuh dan tidak bertanggung jawab, melainkan memiliki sesuatu yang lebih penting untuk dipedulikan.

Sebagai contoh, jika ada yang bilang kamu tidak keren dan tulisanmu tidak keren, lalu kamu berhenti menulis karena itu, maka itu berarti kamu menganggap pernyataan itu penting. Dengan kata lain, kamu tidak punya sesuatu yang lebih penting dari itu. Namun, kalau kamu menganggap hal itu sebagai opini, bukan realitas, lalu kamu tetap menulis dan keep growing dengan keyakinan bahwa impianmu dan suksesmu lebih penting, maka kamu telah bersikap bodo amat. Dapet ya?

Setidaknya, ada tiga kekhawatiran yang perlu kamu tangani dengan bersikap bodo amat jika kamu ingin sukses sebagai penulis. Tiga hal itu antara lain takut dibilang sotoi, takut haters, dan takut tulisan gak ada yang baca. Mari kita bongkar satu per satu.

Takut Dibilang Sotoi

pict by stories, freepik.com

Well, tidak ada yang salah dengan menjadi diri sendiri dan membagikannya ke orang lain. Jika ada yang menganggapnya masalah, itu urusan mereka dan kamu tetap happy membagikan keunikan dan ilmu pengetahuan yang kamu miliki. Kamu tidak pernah tahu siapa yang akan terinspirasi dengan tulisan kamu. Prioritaskan mereka. Jadi, jangan berhenti menulis karena takut dibilang sotoi. Tapi bersikap rendah hatilah dan jujur dengan apa yang mau kamu sampaikan.

Takut Haters

pict by black.salmon, freepik.com

Ketahuilah, yang namanya haters itu akan selalu ada. Penulis yang sudah mapan dan terkenal saja, masih ada yang tidak suka. Tulisan harusnya difokuskan pada orang yang kamu tuju, bukan pada haters yang memang akan selalu ada. Ingat prinsip bersikap bodo amat?

Takuk Gak Ada yang Baca

pict by stories, freepik.com

Sedikit pembaca di awal menulis adalah hal yang lumrah terjadi. Seiring dengan berjalannya waktu, kamu akan tahu kamu itu tipikal penulis yang seperti apa sehingga itu menjadi modal utama kamu untuk menarik perhatian lebih banyak orang. Ingatlah, hal besar itu perlu waktu. Jika kamu menghargai proses, maka satu orang saja seharusnya cukup untuk membuatmu tetap menulis.

Masalah tadi dapat diatasi dengan bersikap bodo amat ala Mark Manson. Tambahan mengenai bersikap bodo amat ala Mark Manson, selain memiliki sesuatu yang lebih penting, bersikap bodo amat juga berarti berani untuk menjadi berbeda. Jangan terlalu peduli untuk hal-hal yang gak penting, yuk. Ganti dengan bersikap bodo amat.

Gimana? Sudah dapat semangat lagi untuk mengejar mimpi menjadi penulis? Kalau sudah, lengkapi dengan semangat membaca yang membara juga yuk. Kamu bisa mendapatkannya disini: 3 Manfaat Membaca.

Post a Comment for "Bodo Amat: Kunci Sukses Menjadi Penulis"