Sebagai Reminder untuk Bersyukur
Gratitude, Unsplash.com |
Sulit rasanya untuk menulis
tentang bersyukur, di kala saya sendiri adalah orang yang tidak pandai
bersyukur. Namun, tidak ada salahnya untuk menuliskannya disini. Barangkali ada
yang bisa dipetik (mangga kali ah). Kalau pun tidak ada, setidaknya bisa jadi reminder untuk diri saya sendiri.
Dalam bahasa Indonesia, syukur
dapat diartikan berterimakasih. Dalam literatur agama, syukur berarti menggunakan
atau mengolah nikmat yang dilimpahkan Tuhan sesuai dengan tujuan
dianugerahkannya (Lentera Hati, Quraish Shihab). Jadi, syukur adalah memaksimalkan
apapun yang dianugerahkan kepada kita untuk kebaikan. Sehingga tidak dikatakan syukur seseorang yang tidak mengoptimalkan potensi yang ada padanya. Tidak dikatakan syukur seseorang yang menelantarkan yang ada padanya.
Bicara soal bersyukur, aktivitas ini adalah hal yang sering kita lupakan. Penyebabnya, tidak lain dan tidak bukan adalah karena kita terbiasa menerima nikmat dan karunia sebagaimana adanya. Take things for granted lah bahasa sundanya. Iya, udah ga jaman pelesetan. Hm, padahal kalau kita mau merenung, banyak sekali hal-hal yang kita peroleh secara gratis di saat orang lain perlu membayarnya.
Gratitude, Unsplash.com |
Contoh dari take things for granted adalah kita hidup di negara yang aman. Bayangkan, kalau kita hidup di negara Timur Tengah yang penuh konflik, kita gak akan bisa hidup senyaman saat ini. Bahkan contoh yang paling sederhana adalah, udara yang kita hirup.
Hanya karena udara itu gratis kita jadi lupa untuk mensyukurinya. Lalu panca indera yang masih berfungsi dengan baik seperti mata yang masih bisa melihat, telinga yang masih mampu mendengar, hidung yang masih mampu mencium. Pernahkah kita mensyukurinya?
O, things we take for granted (Sean Oulashin, Unsplash.com) |
Tahukah kamu sejumlah penelitian menunjukkan orang-orang yang bersyukur secara rutin lebih sehat secara mental, punya tingkat kewaspadaan lebih, optimistis, dan bahagia?
Dikutip dari klikdokter.com, dalam sebuah studi yang dipublikasikan di Harvard Health Publishing: Harvard Medical School, Amerika Serikat, peneliti memisahkan sekelompok orang menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama diminta untuk menulis mengenai hal-hal yang membuat mereka bersyukur dalam satu minggu, kelompok kedua diminta untuk menulis segala sesuatu yang sudah mengecewakan, dan kelompok ketiga diminta untuk menulis kejadian yang sudah berpengaruh positif maupun negatif dalam hidup.
Hasilnya, setelah 10 minggu, tim peneliti menemukan bahwa kelompok pertama mampu merasa lebih optimis, lebih baik, dan lebih semangat dalam menjalani kehidupan. Bahkan, kelompok tersebut juga memiliki kualitas tidur yang lebih baik.
Lantas bagaimana cara melatih kebiasaan bersyukur? Kamu bisa melatihnya dengan membuat jurnal syukur. Tuliskan tiga hal yang kamu syukuri di hari itu. Jika tiga hal terasa sulit, kamu bisa memulainya dengan satu hal saja. Tapi harus rutin setiap hari, ya.
Jadi, apa yang kamu syukuri hari ini? Segelas kopi di pagi hari? Senyum dari orang-orang tercinta?
Post a Comment for "Sebagai Reminder untuk Bersyukur"
Post a Comment